Substansi Genetik - Pernahkah Anda melihat anak kucing bersama induknya? Warna bulu setiap anak kucing tersebut berbeda-beda, ada yang berwarna cokelat dan yang lainnya berwarna putih-hitam dan putih-cokelat. Sementara itu, warna bulu induk betina adalah cokelat-putih-hitam dan bulu induk jantan adalah putih-hitam. Pernahkah Anda juga mengamati kemiripan ciri-ciri fisik seorang anak dengan orangtuanya, seperti warna rambut dan warna kulit? Ulasan tersebut merupakan contoh yang menunjukkan adanya substansi genetik makhluk hidup yang mengatur sifat atau ciri khas dari suatu individu. Substansi tersebut merupakan pembawa sifat yang diwariskan oleh induk kepada keturunannya. Hal ini akan terus berlangsung dari generasi ke generasi. Sungguh menakjubkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, bukan?
Di manakah letak informasi genetik itu? Tersusun atas apakah pembawa informasi genetik itu? Apakah yang dimaksud dengan DNA? Bagaimanakah strukturnya? Setelah anda menyimak penjelasan ini, Anda diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Anda juga akan mempelajari mengenai alel, RNA, kode genetik, dan sintesis protein yang merupakan dasar dalam memahami materi pewarisan sifat pada bab selanjutnya.
A. Kromosom
Satuan terkecil dari makhluk hidup adalah sel. Segala aktivitas sel diatur oleh inti sel (nukleus). Di dalam inti, terkandung substansi genetik yang terdapat dalam kromosom. Istilah kromosom diperkenalkan pertama kali oleh W. Waldeyer pada tahun 1888. Kromosom berasal dari kata chrome yang berarti warna dan soma berarti badan. Kromosom dapat diartikan sebagai badan yang mampu menyerap warna (Gambar 3.1).
Inilah gambar kromosom manusia yang diperbesar 13.000 kali |
1. Bentuk dan Ukuran Kromosom
Jika inti sel mengandung informasi genetis, dalam bentuk
apakah informasi tersebut dapat
ditemukan? Berbagai penelitian telah menemukan adanya struktur spesifik dalam
inti sel pada sel yang sedang membelah. Struktur tersebut dapat menyerap warna
sehingga dinamakan kromosom. Setiap spesies
memiliki jumlah kromosom yang khas.
Sebagai contoh, kromosom
pada sel manusia berjumlah 46 buah, tanaman kapas 52 buah kromosom, ayam
kalkun 82 buah kromosom, dan
beberapa jenis paku memiliki lebih dari 1.000 buah
kromosom.
Baca juga
Reproduksi Sel
Kromosom tersusun atas DNA yang berkondensasi bersama
protein histon di
dalam inti sel, membentuk struktur bernama nukleosom. DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiriboneukleat merupakan
substansi pembawa pembentuk nukleosom.
Nukleosom-nukleosom berkelompok dan membentuk
benang yang lebih kompak, yang dinamakan
benang kromatin. Kromatin akan terlihat sebagai
benang yang mengandung struktur manik-manik
(beads
on a string),
yakni nukleosom.
Benang kromatin ini ditemukan di dalam
inti sel. Ketika sel akan membelah,
benang kromatin membentuk pilinan yang
semakin padat sehingga
dapat terlihat menggunakan mikroskop. Struktur yang dihasilkan oleh pengompakan
benang kromatin tersebut dikenal sebagai kromosom. Sebelum sel membelah,
molekul DNA dari setiap kromosom berduplikasi sehingga
terbentuk lengan kromosom
ganda yang disebut kromatid. Perhatikan Gambar 3.2.
Diagram struktur kromosom. Di mana letak gen? |
Pada kromosom terdapat suatu daerah terang yang tidak
mengandung gen, dinamakan sentromer. Bagian ini memiliki
peranan sangat penting
pada proses pembelahan sel. Di bagian inilah benang gelendong menempel
untuk bagian kromosom pada masing-masing kutub pembelahan yang berlawanan.
Benang gelendong melekat pada bagian sentromer, yakni kinetokor.
Berdasarkan letak sentromer, kromosom dapat dibedakan
menjadi beberapa bentuk. Ada kromosom yang memiliki satu lengan dan ada pula
yang memiliki dua lengan. Ada yang memiliki lengan sama panjang dan ada pula
yang tidak. Bentuk-bentuk kromosom tersebut adalah:
- telosentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya berada di ujung kromosom;
- akrosentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya mendekati salah satu ujung kromosom;
- submetasentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya mendekati bagian tengah kromosom;
- metasentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya berada di tengah-tengah sehingga bentuk kromosom tampak seperti huruf V. Perhatikan Gambar 3.3 berikut.
Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dapat dikelompokkan menjadi (a) telosentrik, (b) akrosentrik, (c) submetasentrik, dan (d) metasentrik |
2. Tipe Kromosom
Setiap organisme memiliki jumlah kromosom yang berbeda-beda, sebagai contohnya perhatikanlah Tabel 3.1. Sel tubuh manusia memiliki 23 pasang kromosom homolog. Jumlah macam kromosom homolog disebut ploid. Pada sel tubuh jumlahnya selalu berpasangan atau 2 set sehingga disebut diploid (di = dua) atau 2 n. Sel gamet atau sel kelamin memiliki setengah dari jumlah kromosom tubuh atau 1 set kromosom akibat pembelahan meiosis. Jadi, sel sperma dan sel telur manusia hanya memiliki 23 kromosom, sedangkan sel kelamin lalat buah hanya memiliki 4 kromosom. Jumlah kromosom ini disebut haploid atau n.
Tabel 3.1 Jumlah Kromosom Tubuh pada Beberapa Organisme
Setiap makhluk hidup eukariotik selalu memiliki dua jenis
kromosom, yaitu gonosom (kromosom
kelamin) dan autosom
(kromosom tubuh). Kedua jenis kromosom ini diperkenalkan kali pertama oleh T. H. Montgomery.
a. Kromosom Tubuh (Autosom)
Autosom berfungsi mengatur dan mengendalikan sifat-sifat tubuh makhluk hidup. Kromosom ini tidak berperan
dalam mengatur jenis kelamin.
Autosom terdapat pada individu jantan dan individu betina dengan jumlah yang
sama dan berpasangan (diploid).
b. Kromosom Kelamin (Gonosom)
Gonosom memiliki banyak nama lain, di
antaranya aelosom atau heterokromosom atau kromosom kelamin. Kromosom ini
memiliki susunan pasangan yang berbeda pada individu jantan dan betina. Pada manusia
gonosom berjumlah 1 pasang atau 2 buah kromosom. Jumlah tersebut sama dengan gonosom yang terdapat pada lalat buah (Gambar 3.4).
Susunan kromosom pada tubuh pria. Terdapat 22 pasang autosom dan sepasang gonosom |
Pada manusia
dan lalat buah terdapat perbedaan gonosom
antara jantan dan betina. Pada lalat buah jantan, satu gonosom berbentuk
batang diberi simbol X dan satu gonosom berbentuk bengkok di beri simbol Y
(perhatikan Gambar 3.5). Dengan demikian gonosom jantan disimbolkan dengan XY. Pada betina kedua gonosom berbentuk batang dan disimbolkan dengan XX.
Perbedaan kromosom jantan dan betina pada lalat buah (Drosophila melanogaster) |
Oleh karena itu, jumlah kromosom lalat buah jantan dapat
dituliskan 3AA + XY atau 6A + XY, sedangkan betina 3AA + XX atau 6A + XX. Adapun jumlah kromosom manusia laki-laki 22 AA + XY atau 44A + XX, sedangkan
perempuan 22AA + XY atau 44A
+ XX.
Jumlah kromosom tubuh dapat mengalami kelainan antara lain oleh mutasi
atau kanker. Jika jumlah kromosomnya 3 set disebut triploid, 4 set disebut tetraploid, dan jika jumlahnya
banyak disebut poliploid.
Sel kelamin (sel sperma atau sel telur) hanya memiliki
satu kromosm kelamin (gonosom)
sehingga sel kelamin dari betina hanya memiliki
gonosom
Adapun sel kelamin
jantan memiliki gonosom
X atau Y yang akan menentu-
kan jenis kelamin individu setelah terjadi
fertilisasi.
B. Gen
Gen adalah unit bahan genetis. Istilah gen
dikemukakan pertama kali oleh W. Johanssen (1909). Istilah ini
sebagai pengganti istilah determinant
factor atau elemen
yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Menurut Thomas Hunt Morgan,
gen merupakan materi yang kompak dan mengandung satuan informasi genetik
yang mengatur sifat-sifat menurun, memenuhi lokus suatu
kromosom. Gen mengatur berbagai macam karakter fisik maupun karakter psikis. Contoh karakter fisik adalah morfologi, anatomi, dan fisiologi. Sementara itu, contoh karakter
psikis adalah pemalu,
pemarah, dan pendiam.
1. Letak Gen dalam Kromosom
Gen terdiri atas DNA (deoxyribonucleic acid)
yang diselubungi dan diikat
oleh protein sehingga secara kimia DNA adalah unit bahan genetis. Gen akan
diwariskan melalui pembelahan sel. Gen terletak pada lokus-lokus yang berderet di dalam
kromosom. Jarak lokus ditentukan dari sentromernya, satuannya
disebut unit atau millimorgan
(mM). Pada umumnya, kromosom ditemukan dalam keadaan berpasangan. Pasangan kromosom tersebut dinamakan kromosom
homolog. Suatu kromosom akan berpasangan dengan kromosom lain
yang memiliki kesamaan bentuk, ukuran, maupun jumlah jenis gen yang dikandungnya. Pada pasangan kromosom
homolog terdapat pasangan lokus yang berada dalam satu garis horizontal yang
disebut lokus yang
bersesuaian. Gen-gen
yang terletak pada lokus bersesuaian dengan pasangan
kromosom homolognya dan mem- berikan pengaruh yang
berlawanan terhadap sifat yang dikendalikan,
disebut alel.
Penulisan kromosom digambarkan dengan garis vertikal
beserta garis pendek horizontal untuk
menunjukkan posisi gen. Simbol gen tersebut dilambangkan dengan huruf Latin
yang berupa huruf kapital atau huruf kecil, sesuai dengan dominansinya. Sebagai
contoh, huruf kapital H berarti kulit hitam, yang dominan terhadap
gen h yang berarti kulit putih. Demikian, pula dengan sifat lainnya yang dilambangkan dengan huruf lain pula. Contohnya
Aa, Bb, MmHh, AA, dan CC. Perhatikan
Gambar 3.6.
Kromosom digambarkan dengan garis vertikal. Adapun gen yang terletak pada kromosom, digambarkan dengan garis pendek horizontal |
Pada contoh tersebut, Bb menunjukkan bahwa gen B dan gen b berada pada satu pasang kromosom homolog. Dengan demikian, gen B adalah alel bagi gen b dan gen b adalah alel bagi gen B. Dengan kata lain, gen B sealel atau sepasang dengan gen b. Bb merupakan pasangan gen yang terletak dalam pasangan bebas (alel bebas). Sementara itu, MmHh merupakan gen yang bertautan atau gen berangkai (gen linked). MmHh menunjukkan bahwa gen M, gen m, gen H, dan gen h berada dalam satu pasang kromosom homolog. Gen M dan gen H merupakan pasangan gen yang bertautan karena keduanya menempati pasangan kromosom homolog yang sama.
2. Gen Dominan dan Resesif
Susunan gen di dalam individu sel disebut genotipe, sedangkan ekspresi genotipe tersebut dinamakan fenotipe. Lambang huruf besar merupakan sifat dominan, sedangkan huruf kecil merupakan sifat resesif. Istilah dominan digunakan karena gen ini dapat mengalahkan ekspresi gen alelnya. Contohnya, gen T adalah simbol untuk sifat tanaman tinggi, sedangkan t untuk sifat tanaman pendek. Dalam contoh tersebut, gen T mengalahkan ekspresi gen t sehingga ekspresi tumbuhan yang bergenotipe Tt adalah tinggi, walaupun di dalam tumbuhan tersebut mengandung gen t untuk sifat pendek.
Genotipe makhluk hidup bisa homozigot, misalnya TT dan tt. Selain itu, ada pula genotipe atau heterozigot, misalnya Tt. Genotipe TT dinamakan homozigot dominan, sedangkan tt dinamakan homozigot resesif. Adapun genotipe Tt adalah heterozigot karena gen T untuk tinggi menutupi gen t untuk pendek.
C. Alel
Seperti yang telah Anda ketahui, alel adalah gen-gen yang
terletak pada lokus yang bersesuaian dari pasangan kromosom homolog, tetapi
memiliki pengaruh dalam cara yang berbeda. Contohnya, gen H sealel dengan h,
gen K sealel dengan k, dan gen b sealel dengan b. Gen sealel diberi simbol
huruf sama, tetapi dibedakan dengan huruf besar dan kecil jika pasangan
merupakan heterozigot. Huruf besar menunjukkan dominan, sedangkan huruf kecil
menunjukkan resesif. Contoh lain gen sealel misalnya, gen A untuk
pigmentasi kulit, sedangkan gen a tidak menghasilkan atau sedikit pigmentasi
kulit. Ini menunjukkan gen-gen tersebut bekerja berlawanan, tetapi memiliki
tugas yang sama yaitu mengatur pigmentasi kulit.
1. Alel Tunggal
Suatu alel dikatakan alel tunggal jika suatu gen memiliki
satu gen sealel sehingga hanya muncul satu sifat. Misalnya, gen T untuk sifat
tinggi dan gen t untuk sifat rendah maka variasinya adalah
TT, Tt, dan tt. Ketiga macam
genotipe inilah yang disebut alel tunggal.
2. Alel Ganda
Suatu alel dikatakan alel ganda jika suatu gen memiliki
lebih dari dua pasangan gen yang sealel sehingga muncul beberapa sifat. Contoh
sifat yang dikontrol oleh alel ganda adalah golongan darah manusia sistem ABO
dan warna bulu kelinci.
a. Golongan Darah Manusia Sistem ABO
Golongan darah manusia bersifat menurun (herediter) dan
ditentukan oleh alel ganda. Alel pengendali golongan darah sistem ABO adalah IA, IB, dan IO. Sistem golongan darah ABO ini diperkenalkan
oleh Karl Landsteiner (1868–1943).
Penggolongan ini berdasarkan jenis antigennya yang terdapat di dalam eritrosit.
Antigen merupakan protein yang mampu merangsang pembentukan antibodi. Golongan
darah yang dikenalkan oleh Landsteiner, adalah golongan darah A, B, AB, dan O.
Penjelasan tentang golongan daerah ini telah Anda pelajari di kelas XI.
Alel IO resesif terhadap IA dan IB. Akan tetapi, IA dan IB merupakan
alel kodominan sehingga
IA tidak dominan
terhadap IB dan IB tidak dominan terhadap IA. Interaksi antara alel IA, IB, dan IO dapat
menyebabkan terjadinya 4 macam fenotipe yang diperlihatkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Macam-Macam Golongan Darah Manusia Sistem ABO
b. Warna Bulu Kelinci
Warna pada bulu kelinci dikendalikan oleh alel ganda atau
majemuk. Warna bulu kelinci dikendalikan oleh 4 macam alel, yaitu C, cch, ch, dan c dengan
urutan dominansi alel adalah C > cch > ch > c. Warna bulu kelinci tersebut terdiri atas
(Gambar 3.7):
Pengendalian warna pada kelinci dikendalikan oleh alel ganda |
- warna polos (hitam/cokelat muda), genotipe CC, Ccch, Cch, Cc;
- warna kelabu muda (chinchilla), genotipe cchcch, cchch, cchc;
- warna dasar putih dengan warna hitam pada ujung hidung, telinga, kaki, dan ekor (himalaya), genotipe chch, chc;
- warna putih (albino), genotipe cc.
D. DNA
DNA (Deoxyribonucleic acid) merupakan komponen yang paling penting dalam kehidupan karena sebagai pembawa informasi genetik dari satu generasi ke generasi lain. DNA berkaitan dengan semua aktivitas biologis dan merupakan pusat kajian di dalam sitologi, genetik, biologi molekuler, mikrobiologi, perkembangan biologis, biokimia, dan evolusi.
1. Struktur DNA
DNA merupakan polimer besar yang tersusun atas unit-unit nukleotida yang berulang-ulang. Setiap nukleotida tersusun atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen. Gugus fosfat berfungsi menghubungkan antara molekul gula yang satu dan molekul gula yang lain. Gula pentosa pada nukleotida merupakan gula deoksiribosa karena salah satu atom C-nya kehilangan gugus OH. Molekul gula ini terikat pada basa
nitrogen.
Apa saja penyusun basa nitrogen itu? Basa nitrogen
tersusun atas purin dan pirimidin. Purin tersusun atas guanin (G)
dan adenin (A),
sedangkan pirimidin tersusun atas timin (T) dan sitosin atau Cytosine (C). Basa-basa nitrogen ini
mengadakan persenyawaan kimia dengan gula pentosa membentuk molekul deoksiribonukleosida
(nukleosida). Deoksiri- bonukleosida akan bergabung dengan gugus
fosfat untuk membentuk deoksiribonukleotida (nukleotida). Gambar 3.9 berikut
menunjukkan struktur kimia basa nitrogen.
Basa nitrogen dalam DNA selalu memiliki pasangan yang tetap, yakni adenin dan timin, serta guanin dan sitosin |
Monomer yang terdiri atas fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen disebut nukleotida. Jadi, molekul DNA dapat mengandung ribuan nukleotida (polinukleotida), perhatikanlah Gambar 3.10. Adapun hubungan monomer antara basa nitrogen dan gula pentosa dinamakan nukleosida.
Model DNA double heli memperlihatkan pasangan basa yang membentuk tangga-tangga molekul DNA |
Rangkaian nukleosida tersebut terdiri atas empat macam, yang namanya bergantung pada jenis basa nitrogennya. Jika basanya adenin, nama nukleosidanya deoksiadenosin. Jika basanya guanin, namanya deoksiguanosin. Adapun jika basanya timin, namanya timidin, sedangkan jika basanya sitosin, namanya deoksisitidin. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah Tabel 3.3 Empat Basa Nitrogen, Nukleosida, dan Nukleotida dari Molekul DNA
Orang yang pertama
mengemukakan gagasan tentang struktur tiga
dimensional DNA adalah W.T. Atsbury. Ia menyimpulkan bahwa
DNA itu sangat padat. Polinukleotida yang menyusunnya berupa
timbunan nukleotida pipih yang teratur tegak lurus terhadap
sumbu memanjang.
Wilkins melanjutkan kristalografi sinar X hasil Atsbury. Wilkins
berhasil mempersiapkan serabut-serabut DNA dan dapat dibuat foto melalui
difraksi sinar X oleh Rosalind Franklin.
Berdasarkan foto yang diambil Rosalind
Franklin pada bulan April 1953, Watson dan
Crick
mengambil kesimpulan bahwa
struktur model DNA terdiri
atas dua rantai polinukleotida yang diikat oleh hidrogen di antara basa
nitrogen. Ikatan hidrogen antara adenin dan timin dihubungkan oleh dua ikatan
hidrogen. Sementara itu, antara sitosin dan guanin dihubungkan oleh tiga ikatan hidrogen.
Perhatikanlah Gambar 3.11.
Model melekul DNA menurut Watson dan Crick menunjukkan basa purin dan pirimidin |
2. Replikasi DNA
DNA dapat
berfungsi sebagai heterokatalis, artinya DNA
dapat menyin- tesis molekul
lain, membentuk RNA. DNA juga berfungsi sebagai auto- katalitik, artinya DNA mampu membentuk
dirinya sendiri.
Dengan fungsi otokatalitik, DNA dapat memperbanyak diri melalui suatu proses yang dinamakan replikasi (Gambar 3.12).
Replikasi DNA akan meng- hasilkan DNA baru dari rantai DNA yang telah ada.
Proses replikasi ini memerlukan deoksiribonukleosida fosfat dan beberapa enzim
(Campbell, et al, 2006: 18).
Rantai DNA baru dihasilkan dari proses replikasi |
Enzim
nuklease menghidrolisis atau memecah rantai ganda polinukleotida menjadi dua rantai tunggal mononukleotida. Enzim polimerase masing- masing
membentuk rantai baru sebagai pasangan rantai polinukleotida yang telah
terpisah sehingga terbentuk dua rantai DNA yang baru (Gambar 3.13). Model replikasi ini dikenal
sebagai model semikonservatif. Karena setengah dari molekul DNA induk masih tersimpan dalam setiap molekul
DNA anakan. Model replikasi ini dikemukakan oleh Watson dan Crick, dan telah dibuktikan melalui
penelitian pada tahun 1950-an.
Dua rantai DNA baru masih memiliki rantai nukleotida dari rantai DNA lama |
E. RNA
Selain DNA, sel yang bertipe prokariotik maupun eukariotik memiliki asam nukleat berupa ribonucleic acid (RNA). Pada umumnya, RNA merupakan hasil sintesis DNA, kecuali pada beberapa jenis virus.
1. Susunan Kimia RNA
RNA adalah polimer asam nukleotida dari empat jenis
ribonukleotida (Tabel 3.4). Molekul RNA dapat berbentuk pita tunggal atau
pita ganda yang tidak terpilin heliks,
seperti halnya pada DNA (Gambar 3.14b). Setiap pita RNA terdiri atas ribonukleotida (polinukleotida).
RNA mengandung gula pentosa, basa nitrogen, dan asam
fosfat. Gula pentosanya berupa ribosa. Basa nitrogen purinnya terdiri atas
adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pirimidinnya terdiri atas sitosin (C) dan
urasil (U) (Gambar 3.14a).
(a) Struktur RNA yang mengandung gula ribosa, basa nitrogen, dan senyawa fosfat (b) Struktur rantai tunggal RNA |
Tabel 3.4 Empat Basa Nitrogen, Ribonukleosida, dan Ribonukleotida dari Molekul RNA
2. Jenis RNA
Pada dasarnya, terdapat dua kelompok utama RNA yang menyusun makhluk hidup, yaitu RNA genetik dan RNA nongenetik. Apakah perbedaan kedua RNA tersebut?
a. RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yakni merupakan molekul genetik yang secara keseluruhan bertanggung jawab dalam membawa segala materi genetis, seperti yang dimiliki oleh DNA. Dengan kata lain, RNA ini berfungsi sebagai DNA. RNA genetik ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, seperti pada beberapa jenis virus.
b. RNA nongenetik
RNA nongenetik merupakan RNA yang tidak berperan sebagai DNA (Gambar 3.15). RNA nongenetik dimiliki oleh makhluk hidup yang materi genetiknya diatur oleh DNA. Pada makhluk hidup kelompok ini, di dalam selnya terdapat DNA dan RNA.
RNA nongenetik dibedakan menjadi tiga macam, yakni (a) mRNA, (b) rRNA, dan (c) tRNA |
Berdasarkan letak serta fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi tiga macam, yakni RNA duta, RNA ribosom, dan RNA transfer.
- RNA duta atau “messenger RNA” (mRNA) merupakan asam nukleat yang berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA terbesar atau terpanjang yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA ke ribosom. mRNA juga berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein.
- RNA transfer (tRNA) merupakan RNA terpendek yang bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Selain itu, tRNA berfungsi mengikat asam-asam amino yang akan disusun menjadi protein dan mengang- kutnya ke ribosom. Pada tRNA terdapat bagian yang berhubungan dengan kodon yang disebut antikodon dan bagian yang berfungsi sebagai pengikat asam amino.
- RNA ribosom (rRNA) merupakan RNA dengan jumlah terbanyak dan penyusun ribosom. RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA. Fungsi rRNA sampai sekarang masih belum banyak diketahui, tetapi diduga memiliki peranan penting dalam proses sintesis protein.
3. Perbandingan DNA dan RNA
Komponen penyusun DNA dan RNA memiliki banyak kemiripan. Namun, karena fungsinya berbeda, keduanya juga memiliki beberapa perbedaan, terutama dalam hal letak, struktur, kadar, fungsi, dan komposisi kimianya. Berbagai perbedaan tersebut dapat Anda pelajari pada Tabel 3.5 Perbedaan antara DNA dan RNA.
F. Kode Genetik
DNA mengandung substansi genetik yang dapat memberi informasi keturunan dari sel ke sel berikutnya, dan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bagaimanakah pola informasi tersebut dapat disampaikan? Kode genetik merupakan suatu informasi dengan menggunakan huruf sebagai lambang dari basa nitrogen (A, T, C, dan G) yang dapat menerjemahkan macam-macam asam amino di dalam tubuh.
Sampai sekarang telah dikenal 20 macam asam amino. Bagaimanakah empat basa nitrogen itu dapat diterjemahkan ke dalam 20 macam asam amino? Dugaan pertama, kode genetik tersebut disusun oleh satu kode huruf atau kode singlet. Kode ini menyatakan bahwa sebuah nukleotida memberi kode untuk sebuah asam amino. Mengingat asam amino nonesensial ada 20 macam, maka dugaan tersebut tidak bisa diterima.
Bagaimanakah jika setiap dua buah basa nitrogen
mengkodekan satu jenis asam amino? Kode yang akan diperoleh dari empat jenis
basa nitrogen adalah 42 = 16. Kode-kode ini belum mencukupi untuk 20 macam
asam amino. Kode-kode dari 16
macam asam amino dengan dua buah basa nitrogen ini disebut kode duplet. Bagaimana jika tiga
buah basa nitrogen mengode satu asam amino? Jika hal ini dilakukan, kode yang akan diperoleh adalah
43 = 64
macam kode. Ini berarti, lebih dari cukup untuk 20 kode asam amino.
Percobaan Crick (1961) dengan menggunakan virus
T4 (bakteriofage) dari Escherichia coli
membuktikan bahwa dengan
menerapkan kode duplet,
bakteri ini tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal.
Berdasarkan keadaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kode genetik haruslah
dalam bentuk kode triplet (urutan tiga macam basa
nitrogen). Kode triplet disebut juga kodon.
Rangkaian tiga basa nitrogen
yang berfungsi membuat kode-kode disebut kodogen (agen kode). Proses pembentukan kode-kode tersebut dilakukan melalui transkripsi.
Rantai polinukleotida DNA yang bertugas mencetak kode-kode disebut rantai sense (DNA template), sedangkan rantai
pelengkapnya disebut rantai antisense.
Kode genetik triplet tersebut dinamakan “bahasa mRNA” (messenger RNA) karena mRNA yang membawa
kopi dari kode genetik yang terdapat pada DNA. Dalam mRNA, timin (T) diganti
dengan urasil (U), jadi kode singlet pada mRNA menjadi A, G, C, dan U.
Perhatikan Tabel 3.6 Rangkaian Basa yang Mengodekan Setiap Jenis Asam Amino
Jenis dan rangkaian asam amino yang menyusun protein berbeda antara protein yang satu dan protein yang lainnya. Mekanisme sintesis protein terjadi melalui dua tahap, yakni transkripsi dan translasi (Gambar 3.16).
G. intesis Protein
Suatu gen menentukan ada tidaknya suatu sifat. Dengan kata lain, kode genetik merupakan penentu sifat apa yang akan muncul atau tampak pada individu. Hubungan antara genotipe (kode genetik) dengan fenotipe (sifat yang tampak) diperantarai oleh sintesis senyawa polimer asam amino yaitu protein. Sebagai penyusun tubuh makhluk hidup, protein dapat ditemukan antara lain sebagai enzim, hormon, pigmen keratin, dan hemoglobin.Jenis dan rangkaian asam amino yang menyusun protein berbeda antara protein yang satu dan protein yang lainnya. Mekanisme sintesis protein terjadi melalui dua tahap, yakni transkripsi dan translasi (Gambar 3.16).
Gambaran proses sintesis protein secara umum. Tahap apa saja yang terjadi dalam sintesis protein? |
1. Transkripsi
Tahap pertama dari sintesis protein adalah transkripsi (Gambar 3.17). Proses ini berlangsung di dalam inti sel. Transkripsi merupakan proses sintesis langsung RNA dari DNA.
Pada saat inti sel memerintahkan perlunya sintesis protein, informasi DNA dialihkan melalui RNA pembawa pesan yang disebut RNA messenger (mRNA). mRNA berisikan salinan langsung pasangan basa dari DNA. Tahap inilah yang dinamakan dengan transkripsi. Transkrip berarti salinan. Kode genetik disalin dari DNA untuk dibawa keluar dari nukleus menuju lokasi pembuatan protein di ribosom yang berada di sitoplasma. Urutan basa nitrogen yang dibawa ke luar nukleus dalam mRNA ini dinamakan sebagai kodon. Dalam proses transkripsi, banyak proses enzimatik yang terjadi, seperti pemutusan ikatan-ikatan hidrogen pada rantai DNA serta pembacaan urutan basa nitrogen yang prosesnya mirip dengan duplikasi DNA.
Proses transkripsi yang terjadi pada sel |
Tahap inisiasi transkripsi dimulai dengan pengenalan daerah gen di DNA oleh
enzim RNA polimerase. Daerah ini dinamakan dengan promoter, yakni tempat dimulainya sintesis pasangan DNA oleh mRNA. Daerah DNA
yang disalin hanyalah satu bagian
rantai saja yang dinamakan
dengan sense (daerah template) dan rantai
yang lainnya dinamakan rantai antisense. Pembacaan
DNA oleh RNA polimerase ini
dimulai dari ujung 3' menuju ujung 5' dan tidak pernah sebaliknya. RNA polimerase
akan membuka ikatan double helix pada bagian gen yang dikenali dan kemudian
akan menyalin urutan basa yang ada pada
DNA sense
(template) sehingga terbentuk DNA baru dari arah ujung 5' menuju
ujung 3'. Proses ini dinamakan dengan elongasi.
Proses
transkripsi diakhiri jika gen di daerah
rantai template telah selesai dibaca (terdapat kodon stop).
DNA memiliki mekanisme agar RNA polimerase dapat mengenali akhir dari gen dengan kode basa tertentu, daerah ini dikenal dengan nama terminator. Proses akhir
dari transkripsi ini dinamakan
dengan terminasi. Setelah itu, rantai mRNA
akan keluar dari DNA menuju
ribosom di sitoplasma (Campbell, et
al, 2006: 193).
2. Translasi
mRNA mengandung urutan basa yang akan diterjemahkan menjadi protein (asam amino). Kode genetik, yang dibawa di dalamnya (kodon) dibaca dalam urutan tiga basa (triplet) menjadi protein. Proses penerjemahan kodon menjadi protein atau yang disebut dengan translasi. Langkah-langkah transkripsi dan translasi dapat diperhatikan pada Gambar 3.18 berikut.Proses sintesis protein melibatkan mRNA dan tRNA |
Ribosom, sebagai
tempat pembuatan protein terdiri atas dua
bagian yang disebut subunit
kecil dan subunit besar. Secara garis besar, translasi dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Pada tahap inisiasi, mRNA akan menempel pada subunit
kecil ribosom. Subunit kecil ini akan mengenali kode awal genetik AUG dari mRNA
yang disebut sebagai start kodon. Subunit besar ribosom
kemudian akan bergabung dengan subunit kecil
membentuk kompleks ribosom.
Proses penerjemahan ini dibantu oleh tRNA yang membawa
pasangan kodon dari mRNA. Pasangan basa
tRNA di ribosom ini dinamakan sebagai
antikodon. tRNA akan datang membawakan pasangan basa yang
sesuai dengan kodon dari mRNA. tRNA mengandung
gugus asam amino yang sesuai dengan antikodon
yang berada di ujung struktur
rantai tunggal RNA.
Tahapan selanjutnya adalah elongasi dari pembacaan kodon
oleh tRNA sehingga terbentuk rantai polipeptida. Elongasi akan berhenti pada
tahap pembacaan urutan basa spesifik yang memerintahkan proses translasi
dihentikan (tahap terminasi). Urutan ini biasanya terdiri atas UAA, UAG, dan
UGA yang dikenal dengan nama stop kodon.
Berikut adalah contoh bagaimana penerjemahan kodon pada
mRNA terjadi sehingga dapat dihasilkan polipeptida.
- DNA membentuk messenger RNA (membentuk pasangan) (mRNA). mRNA mentranskripsi kode genetik yang terdapat pada DNA menjadi kode genetik yang terdapat mRNA yang dinamakan kodon.
- mRNA keluar dari inti sel (nukleus) melalui retikulum endoplasma menuju ribosom dan menempelkan dirinya pada ribosom.
- Di dalam sitoplasma tRNA mengadakan translasi kodon pada mRNA menjadi antikodon pada tRNA yang susunan antikodonnya seperti berikut.
- tRNA yang memiliki antikodon SGU akan mengangkut asam amino arginin, tRNA berantikodon ASG mengangkut treonin, dan tRNA berantikodon AAA mengangkut lisin.
- tRNA mengangkut asam amino ke ribosom yang kemudian disusun menjadi polipeptida atau protein
- Dalam pembentukkan polipeptida, asam amino yang satu digabung dengan asam amino yang lain oleh ikatan peptida. Proses ini berjalan terus sampai akhirnya ditemukan kodon, misalnya stop (UAG).
0 Response to "Substansi Genetik"
Posting Komentar